MERINTIS JALAN MENUJU HIDUP ISTIQAMAH
Oleh: H. Muh Chaeruddin Ibnu Mas’ud.
Oleh: H. Muh Chaeruddin Ibnu Mas’ud.
Agama Islam mengajarkan kepada para pemeluknya agar selalu memohon kepada Allah SWT. Setiap do’a yang terbit dari hati yang tulus dan ikhlas pasti diperkenankan oleh Allah Yang Maha Pengabul do’a, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya
Bahkan Allah mengecam orang yang tidak mau berdo’a kepada-Nya dengan ancaman kehinaan sebagaimana tercantum dalam firman-Nya
Banyak orang mengeluh dan bingung mencari do’a yang tepat untuk dipanjatkan kepada Allah, karena begitu banyaknya variasi do’a disamping belum tahu cara berdo’a yang benar. Berikut ini disajikan suatu do’a yang sangat baik untuk dijadikan pustaka do’a dalam kehidupan sehari – hari, dalam rangka merintis jalan menuju hidup istiqamah
Do’a tersebut sebagai berikut :
Kedua do’a di atas sepintas lalu mempunyai makna dan kandungan yang sama bagi pembacanya, tetapi kalau kita cermati yang melatarbelakangi kedua do’a tersebut, maka sesungguhnya terdapat perbedaan sebagai berikut :
• Do’a yang pertama lebih bersifat umum dan tertuju kepada semua umur
• Do’a yang kedua lebih bersifat khusus bagi orang yang telah mencapai usia 40 tahun
Adapun kandungan dari kedua do’a di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. PANDAI BERSYUKUR
Allah swt. telah memberikan kepada umatnya kenikmatan yang luar biasa besar dan banyaknya, sehingga manusia tidak akan mampu menghitungnya. Maka sebuah keharusan bagi seseorang untuk senantiasa bersyukur atas segala kenikmatan yang telah dianugerahkan Allah kepadanya.
Allah swt. berfirman:
Ayat tersebut memberikan gambaran bahwa Allah ta’ala telah memberikan kenikmatan yang sangat luar biasa dari semanjak bangun tidur hingga tidur kembali, dari ujung kaki hingga ujung rambut, serta dari sesuatu yang abstrak sampai dengan yang konkrit telah Allah berikan kepada umat-Nya. Namun alangkah naifnya jika selama ini banyak manusia yang melupakan kenikmatan tersebut dan berlaku sombong atasnya.
Kesombongan manusia sering menjadikan dirinya takabur dan tidak merasakan kenikmatan yang telah diterimanya selama ini. Manusia harus senantiasa mensyukuri apa yang telah Tuhan anugerahkan kepadanya dengan cara pengabdian dan penghambaan kepada-Nya dengan penuh keikhlasan. Dari sinilah kemudian akan muncul rasa syukur yang benar-benar mendalam, yang selanjutnya dapat merefleksi kepada tingkat kematangan ritual dan perilaku sosial.
Hakikat bersyukur dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Bersyukur melalui pengenalan dan pemahaman tentang arti syukur
2. Bersyukur melalui pemanfaatan karunia Allah secara tepat guna dan tidak israf
3. Bersyukur melalui pelaksanaan amal shaleh baik qalbiyah, lisaniyah maupun badaniyah
Rasa syukur yang senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah hendaknya tidak hanya menjadi bahasa lisan saja, namun benar-benar mampu terealisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana kita harus selalu menggunakan umur kuta untuk tujuan yang baik adalah juga merupakan salah satu manifestasi kita dalam mewujudkan rasa syukur yang benar, maka Allah akan menjamin memberikan tambahan anugrah dan kenikmatan yang lebih banyak, serta kelak kita akan memperoleh kebahagiaan di akhirat.
Allah swt. berfirman:
Sedangkan dalam ayat yang lain Allah juga berfirman:
Adalah sebuah kebodohan besar jika selama manusia tidak mau bersyukur kepada Allah atas limpahan kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita. Apalagi jika kamumketahui bahwa manfaat dari bersyukur adalah akan dikembalikan lagi kepada kita orang yang bersyukur tersebut. Allah ta’ala tidak akan mengambil keuntungan sedikit pun dari perbuatan syukur kita kepada-Nya dan tidak pula Allah akan mendapat kerugian dari orang-orang yang tidak mau mensyukuri kenikmatan yang telah Allah limpahkan kepada kita. Tuhan tidak akan mengambil keuntungan apalagi kerugian, apakah ia bersyukur atau pun tidak. Semoga Allah swt. selalu memberikan kepada kita petunjuk dan hidayah, sehingga kita selalu diterangi-Nya untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita umat-Nya.
2. RAJIN MALAKSANAKAN AMAL SHALIH
Manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan ditemani oleh beberapa teman.
1. Ada teman yang menemani sampai batas akhir kehidupannya alias sampai sakaratul maut. Teman ini boleh jadi memperlancar perjalanan ruh keluar dari jasadnya, tatapi bias juga menghambat jalan keluarnya ruh. Hal ini tergantung bagaimana ia bersikap ketika akrab dengan teman-temannya ini. Teman yang dimaksud dalam hal ini adalah: HARTA, PANGKAT, JABATAN, KEDUDUKAN dan sejenisnya.
2. Ada teman yang menemaninya sampai ia masuk ke liang lahadnya. Teman yang ini sudah tidak ia kenal lagi karena ia telah tidak mampu melihat siapa yang ada di sekitarnya. Dan teman inipun tidak akan berlama-lama menemani ia di liang lahadnya dan itupun hanya menunggu di luar, kalaupun ada yang masuk hanya 2 atau 3 orang saja. Teman yang dimaksud adalah: ISTRI, ANAK, TETANGGA, TEMAN SEJAWAT dan sejenisnya.
3. Ada pula teman yang memiliki nilai keabadian. Dikatakan memiliki nilai keabadiaan karena teman ini akan menemani terus sampai hari akhir nanti. Teman yang semacan ini ada yang bias menyebabkannya celaka dan hidup dalam kehinaan di akhirat dan ada pula teman yang menyebakan dirinya mendapatkan kemuliaan dan kebahagiaan yang tiada taranya karena ia mendapatkan keridhaan Allah SWT. Adapun teman yang menyebabkan celaka dan hidup dalam kehinaan adalah kemaksiatan, kemungkaran dan kebathilan yang dilakukan semasa hidupnya, sedangkan teman yang mendatangkan keridhaan Allah yang memberinya kemuliaan dan kebahgiaan di akhirat adalah amal shalih yang dilandasi oleh iman kepada Allah.
Firman Allah SWT.
Dua ayat tersebut memberikan gambaran bahwa: orang-orang yang beriman dan beramal shaleh disediakan surge Firdaus sebagai tempat tinggal, yang mereka enggan pindah dari tempat itu karena merasakan kenikmatan yang terhingga.
3. PEDULI PADA TUMBUH KEMBANG KEPRIBADIAN ANAK
Anak merupakan amanat dari Allah SWT. Para orang tua wajib melaksanakan amanah Allah dengan baik dan benar dengan selalu membimbing, mendidik dan mengarahkan anak untuk bisa menjadi tabungan akhirat bagi kedua orang tuanya. Dalam menjalankan amanah Allah yang berhubungan dengan pendidikan anak harus dilandasi dengan ketakwaan kepada Allah.
Para orang harus bias menfungsikan dirinya sebagai guru bagi anak-anaknya dengan semboyan “ING NGARSA ASUNG TULADHA, ING MADYA MANGUN KARSA, TUT WURI HANDAYANI yang artinya orang tua bagi anak-anaknya memiliki fungsi SEBAGAI PEMBERI CONTOH/TELADAN, SEBAGAI PEMBIMBING DAN PENDIDIK SERTA SEBAGAI PENGAWAS, PENGARAH agar jalan hidup anak sesuai dengan yang diinginkan oleh kedua orang tuanya yakni sebagai anak yang taat kepada kepada Allah, cinta kepada Rasulullah dan berbakti kepada kedua orang tuanya yang akhirnya anak itu akan berguna bagi diri, agama dan masyarakat lingkungannya.
Firman Allah SWT.
Bentuk kekhawatiran terhadap perkembangan anak diwujudkan dengan kesungguhan dalam membimbing anak-anaknya dengan memberikan contoh teladan yang tepat dan baik serta para orang selalu jeli dalam mengawasi perilaku anak dalam keseharian, baik ketika berada di lingkungan rumah maupun ketika bersosialisasi dengan masyarakat lingkungannya.
4. SENANTIASA BERTAUBAT DARI SEGALA DOSA
Manusia diciptakan oleh Allah dengan beberapa kelemahan, diantaranya kecendrungan melakukan pelanggaran baik terhadap hukum Allah maupun tatanan yang berlaku di tengah masyarakat yang harus ditaati bersama. Pelanggaran yang dilakukan itu akan membuahkan yang namanya dosa. Jika manusia bergelimang dengan dosa akan menyebabkan hatinya tertutup dan kelam, akibatnya orang itu akan sulit menerima hidayah dari Allah.
Rasulullah SAW. telah memberikan contoh kepada ummatnya agar selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dan tidak menyombongkan dirinya dengan menganggap bahwa dirinya orang yang terbebas dari dosa dan kesalahan. Sebagai gambaran bahwa Rasulullah yang jelas-jelas makshum (terpelihara dari dosa) masih tetap rajin beristighfar dan bertaubat kepada Allah, walaupun untuk menghapus dosa tapi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah karena banyaknya nikmat yang telah diterima dari Allah. (untuk Istighfar dan Taubat di muat dalam tulisan tersendiri)
5. HIDUP ISTIQAMAH DALAM BERIBADAH
Istiqamah artinya jalan yang lurus yang tidak berkelok-kelok, bisa juga diartikan teguh pendirian. Allah menjelaskan bahwa orang yang akan berbahagia di akhirat adalah orang yang berikrar dengan keimanannya dan terus berusaha sekuat tenaga agar keimanannya berdiri tegak, terus menerus dan konsisten, serta tidak tergoyahkan oleh cobaan hidup. Keistiqamahan dapat dipelihara dengan adanya kesadaran melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya dan bersamaan itu diimbangi dengan kesanggupan dan kemampuan menajuhi semua yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Firman Allah SWT.
Ayat di atas memberikan gambaran tentang:
• Orang-orang yang mengakui keesaan Allah dan kekuasaan Allah serta teguh pendirian akan selalu didampingi malaikat yang diutus Allah untuk menjaga dan memelihara jalan hidupnya serta selalu menyampaikan petunjuk Allah kepada jalan yang benar.
• Seorang hamba yang beriman akan memperoleh jaminan kehidupan di dalam surge dengan terpenuhi semua yang diinginkannya dan yang segala yang diminta.
• Allah senantiasa melimpahkan karunia kepada orang-orang yang beriman, menunjukkan kemuliaan mereka serta mengampuni semua dosa-dosanya.
Demikian sekedar buah pemikiran sederhana yang tertuang dalam dua buah doa yang Insya Allah akan mengantarkan orang yang mau menjadikan wiridan dalam perjalanan hidupnya menjadi orang yang memiliki ketenangan dan ketenteraman serta keistiqamahan sebagai hamba Allah SWT.
Selamat mengamalkan doa ini.
Wallaahu a’lam bishshawab.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.“. ( QS. Al-Baqarah: 186 )Bahkan Allah mengecam orang yang tidak mau berdo’a kepada-Nya dengan ancaman kehinaan sebagaimana tercantum dalam firman-Nya
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman: “ Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang – orang yang menyombongkan diri ( dari berdo’a ) kepada-Ku, akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina“. ( QS. Al-Mu’min: 60 )Banyak orang mengeluh dan bingung mencari do’a yang tepat untuk dipanjatkan kepada Allah, karena begitu banyaknya variasi do’a disamping belum tahu cara berdo’a yang benar. Berikut ini disajikan suatu do’a yang sangat baik untuk dijadikan pustaka do’a dalam kehidupan sehari – hari, dalam rangka merintis jalan menuju hidup istiqamah
Do’a tersebut sebagai berikut :
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
“Ya Tuhanku, berilah aku ilham agar tetap mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Kau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku; dan supaya aku mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai serta masukkanlah aku ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih“. ( QS. An-Naml: 19 )قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar tetap mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Kau anugerahkan kepadaku dan kedua ibu bapakku; dan supaya aku mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai serta berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan kepada) anak keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau; dan sesungguhnya aku termasuk (diantara) orang-orang yang berserah diri“. ( QS. Al-Ahqaf: 15 )Kedua do’a di atas sepintas lalu mempunyai makna dan kandungan yang sama bagi pembacanya, tetapi kalau kita cermati yang melatarbelakangi kedua do’a tersebut, maka sesungguhnya terdapat perbedaan sebagai berikut :
• Do’a yang pertama lebih bersifat umum dan tertuju kepada semua umur
• Do’a yang kedua lebih bersifat khusus bagi orang yang telah mencapai usia 40 tahun
Adapun kandungan dari kedua do’a di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. PANDAI BERSYUKUR
Allah swt. telah memberikan kepada umatnya kenikmatan yang luar biasa besar dan banyaknya, sehingga manusia tidak akan mampu menghitungnya. Maka sebuah keharusan bagi seseorang untuk senantiasa bersyukur atas segala kenikmatan yang telah dianugerahkan Allah kepadanya.
Allah swt. berfirman:
وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. An-Nahl: 18)Ayat tersebut memberikan gambaran bahwa Allah ta’ala telah memberikan kenikmatan yang sangat luar biasa dari semanjak bangun tidur hingga tidur kembali, dari ujung kaki hingga ujung rambut, serta dari sesuatu yang abstrak sampai dengan yang konkrit telah Allah berikan kepada umat-Nya. Namun alangkah naifnya jika selama ini banyak manusia yang melupakan kenikmatan tersebut dan berlaku sombong atasnya.
Kesombongan manusia sering menjadikan dirinya takabur dan tidak merasakan kenikmatan yang telah diterimanya selama ini. Manusia harus senantiasa mensyukuri apa yang telah Tuhan anugerahkan kepadanya dengan cara pengabdian dan penghambaan kepada-Nya dengan penuh keikhlasan. Dari sinilah kemudian akan muncul rasa syukur yang benar-benar mendalam, yang selanjutnya dapat merefleksi kepada tingkat kematangan ritual dan perilaku sosial.
Hakikat bersyukur dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Bersyukur melalui pengenalan dan pemahaman tentang arti syukur
2. Bersyukur melalui pemanfaatan karunia Allah secara tepat guna dan tidak israf
3. Bersyukur melalui pelaksanaan amal shaleh baik qalbiyah, lisaniyah maupun badaniyah
Rasa syukur yang senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah hendaknya tidak hanya menjadi bahasa lisan saja, namun benar-benar mampu terealisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana kita harus selalu menggunakan umur kuta untuk tujuan yang baik adalah juga merupakan salah satu manifestasi kita dalam mewujudkan rasa syukur yang benar, maka Allah akan menjamin memberikan tambahan anugrah dan kenikmatan yang lebih banyak, serta kelak kita akan memperoleh kebahagiaan di akhirat.
Allah swt. berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7)Sedangkan dalam ayat yang lain Allah juga berfirman:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُواْ نِعْمَةَ اللّهِ كُفْراً وَأَحَلُّواْ قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ. جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَبِئْسَ الْقَرَارُ
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?, yaitu neraka Jahannam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.” (Q.S. Ibrahim: 28-29)Adalah sebuah kebodohan besar jika selama manusia tidak mau bersyukur kepada Allah atas limpahan kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita. Apalagi jika kamumketahui bahwa manfaat dari bersyukur adalah akan dikembalikan lagi kepada kita orang yang bersyukur tersebut. Allah ta’ala tidak akan mengambil keuntungan sedikit pun dari perbuatan syukur kita kepada-Nya dan tidak pula Allah akan mendapat kerugian dari orang-orang yang tidak mau mensyukuri kenikmatan yang telah Allah limpahkan kepada kita. Tuhan tidak akan mengambil keuntungan apalagi kerugian, apakah ia bersyukur atau pun tidak. Semoga Allah swt. selalu memberikan kepada kita petunjuk dan hidayah, sehingga kita selalu diterangi-Nya untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita umat-Nya.
2. RAJIN MALAKSANAKAN AMAL SHALIH
Manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan ditemani oleh beberapa teman.
1. Ada teman yang menemani sampai batas akhir kehidupannya alias sampai sakaratul maut. Teman ini boleh jadi memperlancar perjalanan ruh keluar dari jasadnya, tatapi bias juga menghambat jalan keluarnya ruh. Hal ini tergantung bagaimana ia bersikap ketika akrab dengan teman-temannya ini. Teman yang dimaksud dalam hal ini adalah: HARTA, PANGKAT, JABATAN, KEDUDUKAN dan sejenisnya.
2. Ada teman yang menemaninya sampai ia masuk ke liang lahadnya. Teman yang ini sudah tidak ia kenal lagi karena ia telah tidak mampu melihat siapa yang ada di sekitarnya. Dan teman inipun tidak akan berlama-lama menemani ia di liang lahadnya dan itupun hanya menunggu di luar, kalaupun ada yang masuk hanya 2 atau 3 orang saja. Teman yang dimaksud adalah: ISTRI, ANAK, TETANGGA, TEMAN SEJAWAT dan sejenisnya.
3. Ada pula teman yang memiliki nilai keabadian. Dikatakan memiliki nilai keabadiaan karena teman ini akan menemani terus sampai hari akhir nanti. Teman yang semacan ini ada yang bias menyebabkannya celaka dan hidup dalam kehinaan di akhirat dan ada pula teman yang menyebakan dirinya mendapatkan kemuliaan dan kebahagiaan yang tiada taranya karena ia mendapatkan keridhaan Allah SWT. Adapun teman yang menyebabkan celaka dan hidup dalam kehinaan adalah kemaksiatan, kemungkaran dan kebathilan yang dilakukan semasa hidupnya, sedangkan teman yang mendatangkan keridhaan Allah yang memberinya kemuliaan dan kebahgiaan di akhirat adalah amal shalih yang dilandasi oleh iman kepada Allah.
Firman Allah SWT.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً . خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلاً
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya”. (QS. Al-Kahfi: 107-108)Dua ayat tersebut memberikan gambaran bahwa: orang-orang yang beriman dan beramal shaleh disediakan surge Firdaus sebagai tempat tinggal, yang mereka enggan pindah dari tempat itu karena merasakan kenikmatan yang terhingga.
3. PEDULI PADA TUMBUH KEMBANG KEPRIBADIAN ANAK
Anak merupakan amanat dari Allah SWT. Para orang tua wajib melaksanakan amanah Allah dengan baik dan benar dengan selalu membimbing, mendidik dan mengarahkan anak untuk bisa menjadi tabungan akhirat bagi kedua orang tuanya. Dalam menjalankan amanah Allah yang berhubungan dengan pendidikan anak harus dilandasi dengan ketakwaan kepada Allah.
Para orang harus bias menfungsikan dirinya sebagai guru bagi anak-anaknya dengan semboyan “ING NGARSA ASUNG TULADHA, ING MADYA MANGUN KARSA, TUT WURI HANDAYANI yang artinya orang tua bagi anak-anaknya memiliki fungsi SEBAGAI PEMBERI CONTOH/TELADAN, SEBAGAI PEMBIMBING DAN PENDIDIK SERTA SEBAGAI PENGAWAS, PENGARAH agar jalan hidup anak sesuai dengan yang diinginkan oleh kedua orang tuanya yakni sebagai anak yang taat kepada kepada Allah, cinta kepada Rasulullah dan berbakti kepada kedua orang tuanya yang akhirnya anak itu akan berguna bagi diri, agama dan masyarakat lingkungannya.
Firman Allah SWT.
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافاً خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللّهَ وَلْيَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (QS. An-Nisa: 9).Bentuk kekhawatiran terhadap perkembangan anak diwujudkan dengan kesungguhan dalam membimbing anak-anaknya dengan memberikan contoh teladan yang tepat dan baik serta para orang selalu jeli dalam mengawasi perilaku anak dalam keseharian, baik ketika berada di lingkungan rumah maupun ketika bersosialisasi dengan masyarakat lingkungannya.
4. SENANTIASA BERTAUBAT DARI SEGALA DOSA
Manusia diciptakan oleh Allah dengan beberapa kelemahan, diantaranya kecendrungan melakukan pelanggaran baik terhadap hukum Allah maupun tatanan yang berlaku di tengah masyarakat yang harus ditaati bersama. Pelanggaran yang dilakukan itu akan membuahkan yang namanya dosa. Jika manusia bergelimang dengan dosa akan menyebabkan hatinya tertutup dan kelam, akibatnya orang itu akan sulit menerima hidayah dari Allah.
Rasulullah SAW. telah memberikan contoh kepada ummatnya agar selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dan tidak menyombongkan dirinya dengan menganggap bahwa dirinya orang yang terbebas dari dosa dan kesalahan. Sebagai gambaran bahwa Rasulullah yang jelas-jelas makshum (terpelihara dari dosa) masih tetap rajin beristighfar dan bertaubat kepada Allah, walaupun untuk menghapus dosa tapi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah karena banyaknya nikmat yang telah diterima dari Allah. (untuk Istighfar dan Taubat di muat dalam tulisan tersendiri)
5. HIDUP ISTIQAMAH DALAM BERIBADAH
Istiqamah artinya jalan yang lurus yang tidak berkelok-kelok, bisa juga diartikan teguh pendirian. Allah menjelaskan bahwa orang yang akan berbahagia di akhirat adalah orang yang berikrar dengan keimanannya dan terus berusaha sekuat tenaga agar keimanannya berdiri tegak, terus menerus dan konsisten, serta tidak tergoyahkan oleh cobaan hidup. Keistiqamahan dapat dipelihara dengan adanya kesadaran melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya dan bersamaan itu diimbangi dengan kesanggupan dan kemampuan menajuhi semua yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Firman Allah SWT.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ . نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ . نُزُلاً مِّنْ غَفُورٍ رَّحِيمٍ .
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". ”Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta”. ” Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Fushshilat: 30-32)Ayat di atas memberikan gambaran tentang:
• Orang-orang yang mengakui keesaan Allah dan kekuasaan Allah serta teguh pendirian akan selalu didampingi malaikat yang diutus Allah untuk menjaga dan memelihara jalan hidupnya serta selalu menyampaikan petunjuk Allah kepada jalan yang benar.
• Seorang hamba yang beriman akan memperoleh jaminan kehidupan di dalam surge dengan terpenuhi semua yang diinginkannya dan yang segala yang diminta.
• Allah senantiasa melimpahkan karunia kepada orang-orang yang beriman, menunjukkan kemuliaan mereka serta mengampuni semua dosa-dosanya.
Demikian sekedar buah pemikiran sederhana yang tertuang dalam dua buah doa yang Insya Allah akan mengantarkan orang yang mau menjadikan wiridan dalam perjalanan hidupnya menjadi orang yang memiliki ketenangan dan ketenteraman serta keistiqamahan sebagai hamba Allah SWT.
Selamat mengamalkan doa ini.
Wallaahu a’lam bishshawab.
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.org