PERSIAPAN MENGHADAPI BULAN RAMADHAN
Oleh : H. Muh Chaeruddin Ibnu Mas’ud
Oleh : H. Muh Chaeruddin Ibnu Mas’ud
A. IKHTISAR BULAN RAMADHAN
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia, bulan tarbiyah (pembinaan) untuk mencapai derajat yang paling tinggi, paling mulia; derajat TAQWA.
Firman Allah SWT.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujurat: 13)
Predikat TAQWA ini tidak mudah untuk diperoleh. Ia baru akan diperoleh manakala seseorang melakukan persiapan yang cukup; dan mengisi bulan Ramadhan ini dengan berbagai kegiatan yang baik dan mensikapinya dengan benar.
Berpuasa di dalamnya adalah wajib ‘ain yang turun perintahnya pada hari senin tanggal 15 sya’ban tahun kedua dari hijrah Rasulullah SAW. dari Mekah ke Madinah atau tepatnya 17 bulan 3 hari dihitung sejak Rasulullah SAW. tiba di Madinah Al-Munawwarah.
B. HAL-HAL YANG PERLU DIPERSIAPKAN
Minimal ada tiga hal yang perlu dipersiapkan dalam menyongsong bulan Ramadhan yang penuh barakah itu:
1. PERSIAPAN RUH DAN JAZAD
Dengan cara mengkondisikan diri agar pada bulan Sya’ban telah terbiasa dengan berpuasa. Sehingga kondisi ruhiyah imaniyah meningkat, dan tubuh sudah terlatih berpuasa. Dengan kondisi seperti itu, maka kita memasuki bulan Ramadhan, kondisi ruh dan iman telah membaik, yang selanjutnya dapat lengsung menyambut bulan Ramadhan yang mulia ini dengan amal dan kegiatan yang dianjurkan. Di sisi lain, tidak akan terjadi lagi gejolah phisik dan proses penyesuaian yang kadang-kadang dirasakan oleh orang-orang yang pertama kali berpuasa, seperti : lemah badan, demam atau panas dingin dan sebagainya.
Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita agar memperbanyak puasa sunnah pada bulan sya’ban ini dengan cara memberikan contoh langsung dan aplikatif. Aisyah RA. berkata: “Rasulullah saw. berpuasa, sampai-sampai kami mengiranya tidak pernah meninggalkannya”. Demikian dalam riwayat Bukhari Muslim. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa : “Beliau melakukan puasa sunnah bulan sya’ban sebulan penuh, beliau sambung bulan itu dengan Ramadhan”. Demikian yang diriwayatkan oleh Ulama Ahli hadits (Jama’ah)
Anjuran tersebut dikuatkan lagi dengan menyebutkan keutamaan bulan sya’ban. Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saw. katanya : “Ya Rasulullah, saya tidak melihat Engkau berpuasa pada bulan-bulan yang lain sebanyak puasa di bulan sya’ban ini?” Beliau saw. menjawab: “Itulah bulan yang dilupakan orang, antara Rajab dan Ramadhan, bulan diangkatkannya amal perbuatan kepada Allah SWT. Rabbul ‘alamin. Dan aku ingin amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa”. (HR. An-Nasa-i)
2. PERSIAPAN MATERI
Bulan Ramadhan merupakan bulan muwaasah (bulan santunan). Sangat dianjurkan memberi santunan kepada orang lain, betapapun kecilnya. Pahala yang sangat besar akan didapat oleh orang yang tidak punya, manakala ia memberi kepada orang lain yang berpuasa, walaupun hanya sebutir kurma, seteguk air atau sesendok mentega.
Rasulullah saw. pada bulan Ramadhan ini sangat dermawan, sangat pemurah. Digambarkan bahwa sentuhan kebaikan dan santunan Rasulullah sar kepada masyarakat sampai merata, lebih merata ketimbang sentuhan angina terhadap benda-benda di sekitarnya.
Hal ini pernah diceritakan oleh Abdullah Ibnu Abbas RA. :
“Sungguh, Rasulullah saw. saat bertemu dengan malaikat Jibril, lebih derma dari pada angin yang berhembus”. (HR. Muttafaq ‘alaih)
Santunan dan sikap ini sudah barang tentu tidak dapat dilakukan dengan baik kecuali apabila jauh sebelum Ramadhan, telah ada persiapan-persiapan materi yang memadai
3. PERSIAPAN FIKRI (PERSEPSI)
a. Mempunyai persepsi yang utuh tentang Ramadhan dan keutamaan bulan Ramadhan
b. Dapat memanfaatkan dan mengisi bulan Ramadhan dengan kegiatan-kegiatan yang secara logis dan konkrit mengantarkannya untuk mencapai ketaqwaan
C. KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
1. Bulan Tarbiyah (pembinaan) untuk mencapai derajat taqwa
2. Bulan diturunkannya Al-Qur’an
3. Bulan yang paling utama, bulan yang penuh barakah
Bulan yang paling utama adalah bulan Ramadhan, dan hari yang paling utama adalah hari Jum’at (HR. At-Tabarani)
Dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah saw. pada suatu hari, ketika bulan Ramadhan telah tiba, bersabda : “Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh berkah, pada bulan itu Allah saw. memberikan naungan-Nya kepada kalian. Dia turunkan rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan, dan Dia kabulkan do’a. Pada bulan itu Allah swt. akan melihat kalian berpacu melakukan kebaikan. Para malaikat berbangga dengan kelaian, dan perlihatkanlah kebaikan diri kalian kepada Allah. Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat Rahmat Allah swt. (HR.Ath-Thabarani)
4. Bulan ampunan dosa, bulan peluang emas untuk melakukan ketaatan
Rasulullah bersabda :
“Shalat lima waktu, dari jum’at ke jum’at lainnya, dari Ramadhan ke Ramadhan lainnya, dapat menghapuskan dosa-dosa, apabila dosa-dosa besar dihindari”. (HR. Muslim)
“Barang siapa yang melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni”.. (Muttafaq ‘alaih)
“Apabila Ramadhan datang, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syaithan-syaithan dibelenggu” (HR. At-Tirmidzi)
5. Bulan saat hubungan manusia dengan Rabb-nya sangat dekat dan amal ibadah yang dilakukannya mempunyai nilai keutamaan yang malampaui amal ibadah di luar bulan Ramadhan dan doa tidak terhalang dan mendapat jaminan di kabulkan Allah.
Firman Allah SWT.:
6. Bulan dilipat gandakannya pahala amal shalih dan pembebas dari adzab neraka
Rasulullah SAW. bersabda: Rabb-mu berfirman: “Setiap perbuatan baik dilipat gandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnnya. Puasa adalah perisai yang melindungi dari api neraka. Bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi dari pada parfum misik. Apabila orang bodoh berlaku jahil kepada seseorang diantara kamu yang tengah berpuasa, hendaklah ia katakana: “Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa”. (HR. At-Tirmidzi)
Rasulullah SAW. bersabda dalam hadits lainnya:
7. Bulan dilipat-gandakan nilai kebaikan seorang hamba melebihi nilai ibadah di luar bulan Ramadhan sebagaimana khutbah Rasulullah SAW. menyongsong bulan suci Ramadhan sebagai bulan mulia, bulan ibadah, bulan santunan
Dari Salman RA. Katanya : Rasulullah saw. berkhutbah di tengah-tengah ummatnya pada akhir bulan Sya’ban, maka beliau bersabda : “Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah menaungi kalian. Bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan puasa, qiyamullail disunnahkan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan itu, nilainnya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukan pada bulan lainnya. Bulan Ramadhan adalah bulan sabar, sabar itu balasannya adalah surga. Ramadhan adalah bulan santunan, bulan ditambahkannya rizqi orang mukmin. Siapa yang yang memberikan makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, balasannya adalah ampunan terhadap dosa-dosanya, dirinya dibebaskan dari neraka, dan dia mendapatkan pahala sebesar yang didapat oleh orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut”. Sahabat berkomentar, kata mereka : “Ya Rasulullah, tidak setiap kami memiliki makanan untuk berbuka yang dapat diberikan kepada orang yang berpuasa?” Sabda Rasulullah saw.: “Pahala tersebut akan diberikan Allah, meskipun yang diberikan untuk berbuka bagi yang berpuasa hanya satu buah kurma, atau seteguk air, atau sesendok mentega”.
Bulan Ramadhan awalnya rahmat, tengahnya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari neraka, siapa yang memberikan keringanan bagi hamba sahayanya pada bulan itu, Allah akan ampuni dosanya, dab dia dibebaskan dari neraka. Pada bulan ini, perbanyaklah empat hal, dua diantaranya membuat kamu diridhai Rabb-mu, dan dua yang lainnya sesuatu yang sangat kamu butuhkan”.
• Dua hal yang membuat ridha Rabbmu adalah :
1) Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan
2) Kamu meminta ampunan kepada-Nya
• Sedangkan dua hal lainnya yang sangat kamu butuhkan :
1) Kamu meminta syurga kepada Allah, dan
2) Kamu minta dilindungi dari neraka
Siapa yang memberikan minum kepada orang yang berpuasa, Allah akan memberikan minuman kepadanya dari telaga-Ku yang tidak akan menjadi haus sampai dia masuk syurga” (HR. Ibnu Huzaimah)
8. Ramadhan bulan jihad, bulan kemenangan
Sejarah mencatat bahwa pada bulan suci Ramadhan inilah beberapa kesuksesan dan kemenangan besar diraih umat Islam, yang sekaligus membuktikan bahwa bulan Ramadhan bukan bulan malas dan lemah, tapi merupakan bulan kuat, bulan jihad dan bulan kemenangan.
o Perang Badar Kubra yang diabadikan di dalam Al-Qur’an sebagai Yaumul Furqan (hari pembeda antara kebenaran dan kebatilan), dan umat Islam saat itu meraih kemenangan besar, terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 (kedua) Hijriyah. Dan saat itu gembong kebatilan Abu Jahal terbunuh
o Pada bulan Ramadhan pula Fathu Makkah (Pembebasan kota Mekkah) terjadi, yang diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai Fathan Mubina (kemenangan yang nyata), tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan thn 8 (delapan) Hijriyah
o Serangkaian peristiwa besar lainnya juga terjadi pada bulan Ramadhan, seperti: beberapa pertempuran dalam perang Tabuk, terjadi pada bulan Ramadhan tahun 9 (sembilan) Hijriyah
o Tersebarnya Islam di Yaman pada bulan Ramadhan tahun 10 Hijriyah
o Khalid bin Walid menghancurkan berhala Uzza pada tanggal 25 Ramadhan tahun 8 (delapan) Hijriyah
o Dihancurkannya berhala Latta pada bulan Ramadhan tahun 9 Hijriyah
o Ditaklukkannya Andalus (Spanyol) di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad pada tanggal 28 Ramadhan tahun 92 Hijriyah
o Peperangan “Ain Jalut, saat untuk pertama kalinya pasukan Islam berhasil mengalahkan bangsa Mongol Tartar, yang sebelumnya dianggap mustahil, terjadi pada bulan Ramadhan tahun 658 Hijriyah
o Dan masih banyak lainnya
D. ADAB DAN KIAT MENGISI RAMADHAN
1. Puasa yang baik dilakukan dengan motivasi karena Allah
“Semua amal Ibnu Adam adalah untuknya, satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya sampai tujuh ratus kali lipat, Allah berfirman : Kecuali puasa, ia adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya, sesungguhnya ia telah meninggalkan syahwatnya, makanannya, dan minumannya demi Aku, orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan, sekali waktu berbuka dan sekali lagi waktu berjumpa Rabb-nya, sungguh bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah SWT daripada minyak misik” (Shahih Bukhari no. 1904 dan Shahih Muslim no. 163 bab keutamaan puasa)
2. Disunnahkan bagi yang berpuasa agar memperlambat makan sahur, dan mempercepat berbuka.
• Bersahurlah, sesungguhnya dalam sahur itu ada keberkahan (HR.Muslim)
• Mintalah pertolongan dengan makan sahur agar dapat berpuasa di siang harinya, dan dengan tidur siang, agar dapat qiyamul-lail di malam hari (HR. Al-Hakim)
• Ada tiga hal yang dicintai Allah : menyegerakan berbuka, mengkahirkan sahur dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ketika shalat (HR. At-Thabarani)
• Manujsia akan selalu dalam keadaan baik, selama mereka menyegerakan berbuka (HR. Muslim)
3. Berdo’a ketika berbuka.
• Bagi orang yang berpuasa ketika ia berbuka, doanya tidak ditolak (HR. Ibnu Majah)
• Doa berbuka puasa
4. Memberikan makanan untuk orang yang berbuka puasa
Siapa yang yang memberikan makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, dia mendapatkan pahala sebesar yang didapat oleh orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut”. (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
5. Menjaga mata, telinga dan lidah serta anggota-anggota tubuh lainnya dari perbuatan yang tidak ada faedahnya, dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan dosa
• Barang siapa yang tidak menjauhkan kata-kata dan perbuatan bohong, maka Allah tidak menerima puasanya (HR. Bukhari)
• Bisa jadi orang yang qiyamul-lail itu hanya mendapatkan meleknya saja dan bisa jadi orang yang berpuasa itu hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dari Ibnu Umar dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
6. Memberikan perhatian yang lebih besar, baik moral ataupun materiil kepada keluarga dan sanak famili serta memperbanyak sedekah kepada fakir miskin.
“Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan Rasulullah saw. Akan lebih dermawan saat bulan Ramadhan, ketika bertemu dengan malaikat Jibril, sungguh kedermawanan beliau lebih kuat dari pada angin yang bertiup”. (HR. Muttafaq ‘alaih)
7. Meningkatkan kajian tentang Islam, tadarus, tilawah dan tela’ah Al-Qur’an, dzikir, do’a dan amal-amal kebajikan lainnya (QS. Al-Baqarah : 183-187)
Dan Jibril selalu datang menjumpai Nabi saw pada setiap malam bulan Ramadhan, dan Jibril mengajaknya untuk bertadarus Al-Qur’an (HR. Muttafaq ‘alaih)
8. I’tikaf pada “Asyrul Awakhir (10 hari terakhir bulan Ramadhan) dan meningkatkan aktifitas ibadah pada hari-hari tersebut
Nabi saw apabila memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malam (dengan ibadah), beliau membangunkan keluarganya dan beliau menjauh dari istrinya
9. Meningkatkan kesadaran bermuqarabah, merasa diawasi terus oleh Allah SWT. yang Maha Mengetahui, dan selalu menyadari bahwa diri kita tengah berpuasa, tengah beribadah dalam rangka mencapai ketaqwaan
(QS. Al-Baqarah 185)
10. Pandai menentukan skala prioritas amal Islami dengan mengutamakan amal yang lebih penting, lebih banyak manfaatnya dan lebih cepat mengantarkannya ke kehidupan penuh kemuliaan dan nikmat-Nya yakni surga, baik berupa berjuang di jalan Allah dalam menegakkan kalimah-Nya ataupun berinfaq fi sabilillah, seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan sahabat-sahabatnya
Ketika orang-orang minta dispensasi dari berinfaq dan berjihad; Rasulullah saw bersabda : “Tidak bershadaqah dan tidak berjihad? Jadi dengan apa kamu ingin masuk syurga?”.
Bulan Ramadhan masih lama datangnya, tapi persiapan untuk menyongsong kedatangannya janganlah terlambat; seharus sejak awal Rajab sudah mempersiapkan diri menyongsong kedatangan bulan yang mulia penuh barakah dari Allah. Andai sampai saat ini belum sempat mempersiapkan diri, maka kini saatnya persiapan dilakukan dengan sebaik-baiknya agar mendapatkan hasil terbaik di bulan penuh rahmah itu. Perlu kiranya disadari bahwa ajal itu sesungguhnya penuh misteri yang tidak diketahui kapan datangnya, dan boleh jadi datang dengan tiba-tiba pada seorang hamba saat yang bersangkutan belum siap untuk itu. Demikian pula hubungannya dengan Ramadhan; boleh jadi Ramadhan tahun in adalah ramadhan terakhir yang akan dialami.
Mari kita songsong Ramadhan 1432 Hijriyah dengan semangat KEIMANAN dan KETAQWAAN dengan jubah KEISTIQAMAHAN. Semoga Allah ridha.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia, bulan tarbiyah (pembinaan) untuk mencapai derajat yang paling tinggi, paling mulia; derajat TAQWA.
Firman Allah SWT.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,(Al-Baqarah: 183)يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujurat: 13)
Predikat TAQWA ini tidak mudah untuk diperoleh. Ia baru akan diperoleh manakala seseorang melakukan persiapan yang cukup; dan mengisi bulan Ramadhan ini dengan berbagai kegiatan yang baik dan mensikapinya dengan benar.
Berpuasa di dalamnya adalah wajib ‘ain yang turun perintahnya pada hari senin tanggal 15 sya’ban tahun kedua dari hijrah Rasulullah SAW. dari Mekah ke Madinah atau tepatnya 17 bulan 3 hari dihitung sejak Rasulullah SAW. tiba di Madinah Al-Munawwarah.
B. HAL-HAL YANG PERLU DIPERSIAPKAN
Minimal ada tiga hal yang perlu dipersiapkan dalam menyongsong bulan Ramadhan yang penuh barakah itu:
1. PERSIAPAN RUH DAN JAZAD
Dengan cara mengkondisikan diri agar pada bulan Sya’ban telah terbiasa dengan berpuasa. Sehingga kondisi ruhiyah imaniyah meningkat, dan tubuh sudah terlatih berpuasa. Dengan kondisi seperti itu, maka kita memasuki bulan Ramadhan, kondisi ruh dan iman telah membaik, yang selanjutnya dapat lengsung menyambut bulan Ramadhan yang mulia ini dengan amal dan kegiatan yang dianjurkan. Di sisi lain, tidak akan terjadi lagi gejolah phisik dan proses penyesuaian yang kadang-kadang dirasakan oleh orang-orang yang pertama kali berpuasa, seperti : lemah badan, demam atau panas dingin dan sebagainya.
Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita agar memperbanyak puasa sunnah pada bulan sya’ban ini dengan cara memberikan contoh langsung dan aplikatif. Aisyah RA. berkata: “Rasulullah saw. berpuasa, sampai-sampai kami mengiranya tidak pernah meninggalkannya”. Demikian dalam riwayat Bukhari Muslim. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa : “Beliau melakukan puasa sunnah bulan sya’ban sebulan penuh, beliau sambung bulan itu dengan Ramadhan”. Demikian yang diriwayatkan oleh Ulama Ahli hadits (Jama’ah)
Anjuran tersebut dikuatkan lagi dengan menyebutkan keutamaan bulan sya’ban. Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saw. katanya : “Ya Rasulullah, saya tidak melihat Engkau berpuasa pada bulan-bulan yang lain sebanyak puasa di bulan sya’ban ini?” Beliau saw. menjawab: “Itulah bulan yang dilupakan orang, antara Rajab dan Ramadhan, bulan diangkatkannya amal perbuatan kepada Allah SWT. Rabbul ‘alamin. Dan aku ingin amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa”. (HR. An-Nasa-i)
2. PERSIAPAN MATERI
Bulan Ramadhan merupakan bulan muwaasah (bulan santunan). Sangat dianjurkan memberi santunan kepada orang lain, betapapun kecilnya. Pahala yang sangat besar akan didapat oleh orang yang tidak punya, manakala ia memberi kepada orang lain yang berpuasa, walaupun hanya sebutir kurma, seteguk air atau sesendok mentega.
Rasulullah saw. pada bulan Ramadhan ini sangat dermawan, sangat pemurah. Digambarkan bahwa sentuhan kebaikan dan santunan Rasulullah sar kepada masyarakat sampai merata, lebih merata ketimbang sentuhan angina terhadap benda-benda di sekitarnya.
Hal ini pernah diceritakan oleh Abdullah Ibnu Abbas RA. :
“Sungguh, Rasulullah saw. saat bertemu dengan malaikat Jibril, lebih derma dari pada angin yang berhembus”. (HR. Muttafaq ‘alaih)
Santunan dan sikap ini sudah barang tentu tidak dapat dilakukan dengan baik kecuali apabila jauh sebelum Ramadhan, telah ada persiapan-persiapan materi yang memadai
3. PERSIAPAN FIKRI (PERSEPSI)
a. Mempunyai persepsi yang utuh tentang Ramadhan dan keutamaan bulan Ramadhan
b. Dapat memanfaatkan dan mengisi bulan Ramadhan dengan kegiatan-kegiatan yang secara logis dan konkrit mengantarkannya untuk mencapai ketaqwaan
C. KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
1. Bulan Tarbiyah (pembinaan) untuk mencapai derajat taqwa
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,(Al-Baqarah: 183)2. Bulan diturunkannya Al-Qur’an
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah : 185)3. Bulan yang paling utama, bulan yang penuh barakah
Bulan yang paling utama adalah bulan Ramadhan, dan hari yang paling utama adalah hari Jum’at (HR. At-Tabarani)
Dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah saw. pada suatu hari, ketika bulan Ramadhan telah tiba, bersabda : “Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh berkah, pada bulan itu Allah saw. memberikan naungan-Nya kepada kalian. Dia turunkan rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan, dan Dia kabulkan do’a. Pada bulan itu Allah swt. akan melihat kalian berpacu melakukan kebaikan. Para malaikat berbangga dengan kelaian, dan perlihatkanlah kebaikan diri kalian kepada Allah. Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat Rahmat Allah swt. (HR.Ath-Thabarani)
4. Bulan ampunan dosa, bulan peluang emas untuk melakukan ketaatan
Rasulullah bersabda :
“Shalat lima waktu, dari jum’at ke jum’at lainnya, dari Ramadhan ke Ramadhan lainnya, dapat menghapuskan dosa-dosa, apabila dosa-dosa besar dihindari”. (HR. Muslim)
“Barang siapa yang melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni”.. (Muttafaq ‘alaih)
“Apabila Ramadhan datang, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syaithan-syaithan dibelenggu” (HR. At-Tirmidzi)
5. Bulan saat hubungan manusia dengan Rabb-nya sangat dekat dan amal ibadah yang dilakukannya mempunyai nilai keutamaan yang malampaui amal ibadah di luar bulan Ramadhan dan doa tidak terhalang dan mendapat jaminan di kabulkan Allah.
Firman Allah SWT.:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Al-Baqarah: 186)6. Bulan dilipat gandakannya pahala amal shalih dan pembebas dari adzab neraka
Rasulullah SAW. bersabda: Rabb-mu berfirman: “Setiap perbuatan baik dilipat gandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnnya. Puasa adalah perisai yang melindungi dari api neraka. Bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi dari pada parfum misik. Apabila orang bodoh berlaku jahil kepada seseorang diantara kamu yang tengah berpuasa, hendaklah ia katakana: “Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa”. (HR. At-Tirmidzi)
Rasulullah SAW. bersabda dalam hadits lainnya:
مَنْ صَامَ يَوْمًا فِى سَبِيْلِ اللهِ يَبْتَغِى فِيْهِ وَجْهَ اللهِ بَاعَدَ الله ُوَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِيْنَ حَرِيْفًا (رواه الستة)
Barang siapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah karena mengharap ridha Alla, maka Allah akan menjauhkan orang itu dari adzab neraka sejauh perjalanan 70 abad lamanya. (H.R. Enam Ahli Hadits)7. Bulan dilipat-gandakan nilai kebaikan seorang hamba melebihi nilai ibadah di luar bulan Ramadhan sebagaimana khutbah Rasulullah SAW. menyongsong bulan suci Ramadhan sebagai bulan mulia, bulan ibadah, bulan santunan
Dari Salman RA. Katanya : Rasulullah saw. berkhutbah di tengah-tengah ummatnya pada akhir bulan Sya’ban, maka beliau bersabda : “Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah menaungi kalian. Bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan puasa, qiyamullail disunnahkan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan itu, nilainnya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukan pada bulan lainnya. Bulan Ramadhan adalah bulan sabar, sabar itu balasannya adalah surga. Ramadhan adalah bulan santunan, bulan ditambahkannya rizqi orang mukmin. Siapa yang yang memberikan makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, balasannya adalah ampunan terhadap dosa-dosanya, dirinya dibebaskan dari neraka, dan dia mendapatkan pahala sebesar yang didapat oleh orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut”. Sahabat berkomentar, kata mereka : “Ya Rasulullah, tidak setiap kami memiliki makanan untuk berbuka yang dapat diberikan kepada orang yang berpuasa?” Sabda Rasulullah saw.: “Pahala tersebut akan diberikan Allah, meskipun yang diberikan untuk berbuka bagi yang berpuasa hanya satu buah kurma, atau seteguk air, atau sesendok mentega”.
Bulan Ramadhan awalnya rahmat, tengahnya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari neraka, siapa yang memberikan keringanan bagi hamba sahayanya pada bulan itu, Allah akan ampuni dosanya, dab dia dibebaskan dari neraka. Pada bulan ini, perbanyaklah empat hal, dua diantaranya membuat kamu diridhai Rabb-mu, dan dua yang lainnya sesuatu yang sangat kamu butuhkan”.
• Dua hal yang membuat ridha Rabbmu adalah :
1) Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan
2) Kamu meminta ampunan kepada-Nya
• Sedangkan dua hal lainnya yang sangat kamu butuhkan :
1) Kamu meminta syurga kepada Allah, dan
2) Kamu minta dilindungi dari neraka
Siapa yang memberikan minum kepada orang yang berpuasa, Allah akan memberikan minuman kepadanya dari telaga-Ku yang tidak akan menjadi haus sampai dia masuk syurga” (HR. Ibnu Huzaimah)
8. Ramadhan bulan jihad, bulan kemenangan
Sejarah mencatat bahwa pada bulan suci Ramadhan inilah beberapa kesuksesan dan kemenangan besar diraih umat Islam, yang sekaligus membuktikan bahwa bulan Ramadhan bukan bulan malas dan lemah, tapi merupakan bulan kuat, bulan jihad dan bulan kemenangan.
o Perang Badar Kubra yang diabadikan di dalam Al-Qur’an sebagai Yaumul Furqan (hari pembeda antara kebenaran dan kebatilan), dan umat Islam saat itu meraih kemenangan besar, terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 (kedua) Hijriyah. Dan saat itu gembong kebatilan Abu Jahal terbunuh
o Pada bulan Ramadhan pula Fathu Makkah (Pembebasan kota Mekkah) terjadi, yang diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai Fathan Mubina (kemenangan yang nyata), tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan thn 8 (delapan) Hijriyah
o Serangkaian peristiwa besar lainnya juga terjadi pada bulan Ramadhan, seperti: beberapa pertempuran dalam perang Tabuk, terjadi pada bulan Ramadhan tahun 9 (sembilan) Hijriyah
o Tersebarnya Islam di Yaman pada bulan Ramadhan tahun 10 Hijriyah
o Khalid bin Walid menghancurkan berhala Uzza pada tanggal 25 Ramadhan tahun 8 (delapan) Hijriyah
o Dihancurkannya berhala Latta pada bulan Ramadhan tahun 9 Hijriyah
o Ditaklukkannya Andalus (Spanyol) di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad pada tanggal 28 Ramadhan tahun 92 Hijriyah
o Peperangan “Ain Jalut, saat untuk pertama kalinya pasukan Islam berhasil mengalahkan bangsa Mongol Tartar, yang sebelumnya dianggap mustahil, terjadi pada bulan Ramadhan tahun 658 Hijriyah
o Dan masih banyak lainnya
D. ADAB DAN KIAT MENGISI RAMADHAN
1. Puasa yang baik dilakukan dengan motivasi karena Allah
“Semua amal Ibnu Adam adalah untuknya, satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya sampai tujuh ratus kali lipat, Allah berfirman : Kecuali puasa, ia adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya, sesungguhnya ia telah meninggalkan syahwatnya, makanannya, dan minumannya demi Aku, orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan, sekali waktu berbuka dan sekali lagi waktu berjumpa Rabb-nya, sungguh bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah SWT daripada minyak misik” (Shahih Bukhari no. 1904 dan Shahih Muslim no. 163 bab keutamaan puasa)
2. Disunnahkan bagi yang berpuasa agar memperlambat makan sahur, dan mempercepat berbuka.
• Bersahurlah, sesungguhnya dalam sahur itu ada keberkahan (HR.Muslim)
• Mintalah pertolongan dengan makan sahur agar dapat berpuasa di siang harinya, dan dengan tidur siang, agar dapat qiyamul-lail di malam hari (HR. Al-Hakim)
• Ada tiga hal yang dicintai Allah : menyegerakan berbuka, mengkahirkan sahur dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ketika shalat (HR. At-Thabarani)
• Manujsia akan selalu dalam keadaan baik, selama mereka menyegerakan berbuka (HR. Muslim)
3. Berdo’a ketika berbuka.
• Bagi orang yang berpuasa ketika ia berbuka, doanya tidak ditolak (HR. Ibnu Majah)
• Doa berbuka puasa
4. Memberikan makanan untuk orang yang berbuka puasa
Siapa yang yang memberikan makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, dia mendapatkan pahala sebesar yang didapat oleh orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut”. (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
5. Menjaga mata, telinga dan lidah serta anggota-anggota tubuh lainnya dari perbuatan yang tidak ada faedahnya, dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan dosa
• Barang siapa yang tidak menjauhkan kata-kata dan perbuatan bohong, maka Allah tidak menerima puasanya (HR. Bukhari)
• Bisa jadi orang yang qiyamul-lail itu hanya mendapatkan meleknya saja dan bisa jadi orang yang berpuasa itu hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dari Ibnu Umar dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
6. Memberikan perhatian yang lebih besar, baik moral ataupun materiil kepada keluarga dan sanak famili serta memperbanyak sedekah kepada fakir miskin.
“Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan Rasulullah saw. Akan lebih dermawan saat bulan Ramadhan, ketika bertemu dengan malaikat Jibril, sungguh kedermawanan beliau lebih kuat dari pada angin yang bertiup”. (HR. Muttafaq ‘alaih)
7. Meningkatkan kajian tentang Islam, tadarus, tilawah dan tela’ah Al-Qur’an, dzikir, do’a dan amal-amal kebajikan lainnya (QS. Al-Baqarah : 183-187)
Dan Jibril selalu datang menjumpai Nabi saw pada setiap malam bulan Ramadhan, dan Jibril mengajaknya untuk bertadarus Al-Qur’an (HR. Muttafaq ‘alaih)
8. I’tikaf pada “Asyrul Awakhir (10 hari terakhir bulan Ramadhan) dan meningkatkan aktifitas ibadah pada hari-hari tersebut
Nabi saw apabila memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malam (dengan ibadah), beliau membangunkan keluarganya dan beliau menjauh dari istrinya
9. Meningkatkan kesadaran bermuqarabah, merasa diawasi terus oleh Allah SWT. yang Maha Mengetahui, dan selalu menyadari bahwa diri kita tengah berpuasa, tengah beribadah dalam rangka mencapai ketaqwaan
(QS. Al-Baqarah 185)
10. Pandai menentukan skala prioritas amal Islami dengan mengutamakan amal yang lebih penting, lebih banyak manfaatnya dan lebih cepat mengantarkannya ke kehidupan penuh kemuliaan dan nikmat-Nya yakni surga, baik berupa berjuang di jalan Allah dalam menegakkan kalimah-Nya ataupun berinfaq fi sabilillah, seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan sahabat-sahabatnya
Ketika orang-orang minta dispensasi dari berinfaq dan berjihad; Rasulullah saw bersabda : “Tidak bershadaqah dan tidak berjihad? Jadi dengan apa kamu ingin masuk syurga?”.
Bulan Ramadhan masih lama datangnya, tapi persiapan untuk menyongsong kedatangannya janganlah terlambat; seharus sejak awal Rajab sudah mempersiapkan diri menyongsong kedatangan bulan yang mulia penuh barakah dari Allah. Andai sampai saat ini belum sempat mempersiapkan diri, maka kini saatnya persiapan dilakukan dengan sebaik-baiknya agar mendapatkan hasil terbaik di bulan penuh rahmah itu. Perlu kiranya disadari bahwa ajal itu sesungguhnya penuh misteri yang tidak diketahui kapan datangnya, dan boleh jadi datang dengan tiba-tiba pada seorang hamba saat yang bersangkutan belum siap untuk itu. Demikian pula hubungannya dengan Ramadhan; boleh jadi Ramadhan tahun in adalah ramadhan terakhir yang akan dialami.
Mari kita songsong Ramadhan 1432 Hijriyah dengan semangat KEIMANAN dan KETAQWAAN dengan jubah KEISTIQAMAHAN. Semoga Allah ridha.
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.org